Home » » Arbutin

Arbutin

Arbutin

Arbutin adalah turunan hidroquinon yang mempunyai struktur molekul C12H16O7. Arbutin alami merupakan metabolit sekunder yang masuk golongan glikosida fenolik. Saat ini kegunaan arbutin sebagai zat pemutih pada produk-produk kosmetik (Pyka, et al, 2007). Hal ini disebabkan karena arbutin dapat menghambat produksi enzim tirosinase sehingga tidak terjadi hiperpigmentasi seperti melasma, lentigo dan melanosis. Arbutin juga mengontrol aktifitas pembentukan melanin pada kulit. Selain itu, arbutin juga dapat digunakan sebagai antioksidan pada beberapa produk makanan dan kosmetik (Ying shih, et  al, 2005). Arbutin banyak ditemukan pada beberapa jenis tanaman, baik daun, bunga, buah ataupun kulit batang pada species pear, euphorbiaceae, dan golongan berry (Pyka, et al, 2007).
Arbutin adalah tindakan alami zat pemutih ganda. Ini jenis baru kulit de-pigmentasi dan agen pemutih, ekstrak tanaman bearberry yang dihasilkan oleh ekstraksi padat / cair, proses ramah lingkungan. Arbutin adalah zat aktif berasal dari tumbuhan alami yang dapat memutihkan dan mencerahkan kulit. Hal ini dapat menyusup ke dalam kulit dengan cepat tanpa mempengaruhi konsentrasi multiplikasi sel dan efektif mencegah aktivitas tirosinase di kulit dan membentuk melanin. Dengan arbutin dikombinasikan dengan tirosinase, dekomposisi dan drainase melanin yang dipercepat, splash dan flek bisa didapat naik dari dan tidak ada efek samping yang ditimbulkan.
Arbutin melindungi kulit terhadap kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas, Arbutin adalah agen pemutih kulit yang sangat populer di Jepang dan negara-negara Asia untuk pigmentasi de-kulit, Arbutin menghambat pembentukan pigmen melanin oleh aktivitas tirosinase menghambat. Ini dapat digunakan untuk menekan virulensi patogen bakteri dan untuk mencegah bakteri kontaminasi, juga digunakan untuk mengobati peradangan alergi kulit. Baru-baru ini, Arbutin telah digunakan untuk mencegah pigmentasi dan untuk memutihkan kulit indah. Hal ini dapat digunakan untuk memutihkan kulit, untuk mencegah bintik dan bintik-bintik, tanda untuk mengobati sengatan matahari dan untuk mengatur melanogenesis.
Arbutin sangat aman untuk digunakan kulit agen eksternal yang tidak memiliki efek toksisitas, stimulasi, bau yang tidak menyenangkan atau sisi seperti enkapsulasi Hydroqinone.The dari Arbutin merupakan sistem pengiriman untuk potentialize efek pada waktunya. Ini adalah cara untuk menggabungkan Arbutin hidrofilik dalam media lipofilik. Arbutin memberikan tiga sifat utama, efek Whitening, anti-efek usia dan UVB / filter UVC.
Arbutin merupakan ekstrak tanaman bearberry. Telah ditemukan menjadi produk populer digunakan untuk de-pigmentasi dan tidak menyebabkan iritasi pada kulit. Selain menghambat pembentukan melanin oleh aktivitas menghambat tirosinase, arbutin dikenal sebagai anti-inflamasi dan bahan anti-bakteri. Ekstrak licorice serta arbutin baik ditoleransi dan tidak menyebabkan iritasi.
Arbutin dibagi menjadi glukosa (gula) dan hydroquinone. Hydroquinone dengan asam glukuronat menggabungkan dan senyawa ini diekskresikan dalam urin. Jika urin bersifat basa (pH 8), hydroquinone tidak terikat dan dirilis di saluran kemih di mana ia menunjukkan efek membunuh bakteri. Jika urin tidak basa, hydroquinone tetap terikat dan tidak aktif. Sementara arbutin dan hidroquinon metabolit yang dianggap sebagai bahan aktif yang paling penting, ada senyawa lain diekstrak dari daun bearberry yang dianggap memiliki sifat antibakteri. Aksi antibakteri puncak berlangsung dalam 3-4 jam konsumsi.
Sinonim: hydroquinone-beta-D-glucopyranoside, 4-hidroksifenil-beta-D-pyranoside, arbutine
Molekul rumus: C12H16O7

Penelitian Arbutin
Seperti yang telah disebutkan di atas, arbutin mengandung sejenis hydroquinone yang biasa dapat Anda temukan pada daun bearberry, cranberry, mulberry atau semak blueberry, dan juga pada sebagian besar jenis buah pir. Arbutin memiliki unsur yang dapat menghambat melanin karena kandungan hydroquinone-nya (Sumber: The Journal of Pharmacology and Experimental Therapeutics, Februari 1996, halaman 765-769). 
Walaupun penelitian yang menggambarkan keefektifan arbutin sangat persuasif (bahkan jika kebanyakan dari penelitian tersebut dilakukan secara in vitro/dalam tabung percobaan), belum ada peraturan atau persetujuan yang mengatur mengenai tingkat konsentrat yang dibutuhkan. Ini berarti kita belum tahu seberapa banyak arbutin yang diperlukan dalam formula kosmetik untuk dapat memutihkan kulit. Selain itu, kebanyakan perusahaan kosmetik tidak menggunakan "arbutin" dalam produk mereka karena adanya hak paten yang mengatur penggunaan arbutin untuk memutihkan kulit. Untuk menghadapi permasalahan ini, banyak perusahaan kosmetik yang menggunakan ekstrak tanaman yang mengandung arbutin. Sayangnya, hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada penelitian yang dapat menunjukkan ekstrak tanaman sumber arbutin apa yang memiliki dampak pada kulit, khususnya dalam jumlah kecil yang digunakan dalam kosmetik.
Satu-satunya produk yang memiliki jumlah konsentrasi arbutin yang cukup tinggi (sekitar 5%) adalah Shiseido's Whitess Intensive Skin Brightener ($120 untuk 1.4 ounces), Shiseido's Luminizing Night Essence ($75 untuk 1.3 ounces), dan Shiseido's Cle de Peau The Cream ($500 untuk 1 ounce). Walaupun harganya berbeda-beda, formulasinya sangat mirip. Perlu Anda ingat bahwa cream yang dikemas dalam wadah bentuk toples, tidak akan dapat menjaga kestabilan arbutin untuk waktu yang cukup lama setelah kemasan dibuka.

Cara Mendapatkan
Arbutin alami merupakan metabolit sekunder golongan glikosida fenolik yang banyak ditemukan pada beberapa jenis tanaman, baik daun, bunga, buah ataupun kulit batang pada genus pyrus (golongan pear), euphorbiaceae, dan golongan berry (Pyka, et  al, 2007).  Penelitian yang telah dilakukan untuk memberikan informasi tentang bahan alam penghasil arbutin yaitu berasal dari buah pear. Walaupun buah pear bukan berasal dari Indonesia, tetapi terdapat dalam jumlah yang banyak, sehingga dapat digali potensinya sebagai bahan pemutih alami penghasil arbutin.
Pear adalah sebutan untuk buah yang dihasilkan dari pohon dengan genus Pyrus. Berasal dari daerah beriklim sedang di Eropa Barat, Asia, dan Afrika Utara. Pohon berketinggian sedang. Berdaun selang-seling berbentuk lonjong dan lebar, tetapi ada juga yang berbentuk membujur panjang dan langsing. Buah bertipe pome (bagian bawah membesar, sedangkan bagian pangkal langsing) pada kebanyakan spesies (www.wikipedia.com). Dalam jurnal (Alina Pyka, 2007) menyebutkan bahwa genus Pyrus mengandung arbutin.
Kerajaan : Plantae
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rosales
Famili : Rocaceae
Sub Famili : Maloideae
Genus : Pyrus
Spesies : Pyrus sinkiangensis (www.wikipedia.com).
Determinasi buah pear dilaksanakan untuk memastikan bahwa buah yang dikumpulkan sesuai dengan spesies yang diinginkan yaitu spesies Pyrus sinkiagenesis.
Cara ekstraksi : buah pear  yang telah disortasi dicuci,di potong-potong dan di blender kemudian menambahkan pelarut etanol dan air . setelah itu di refluk selama 15 menit. Hasil dari refluk berupa ekstrak cair di evaporasi guna menghilangkan sisa pelarut sehingga diperoleh ekstrak kental.
(Sumber :Diniatik. 2008. Petunjuk Praktikum Fitokimia I. UMP : Purwokerto
Source: http://www.greatvistachemicals.com)

0 komentar:

Post a Comment

Popular Posts

Random Post