Di dalam materi teori peluang kita sering menjumpai kata atau, dan , bukan.
Kata-kata ini dapat kita terjemahkan ke dalam bahasa matematik sehingga soal
yang mengandung salah satu kata tersebut dapat diselesaikan.
ATAU
Atau berarti gabungan, dengan rumus:
Bila A dan B saling lepas maka:
DAN
Dan berarti irisan dengan rumus:
bila A
dan B saling bebas
bila A
dan B tidak saling bebas
Namun perlu diingat tidak selamanya soal yang mengandung kata dan
diselesaikan dengan rumus di atas.
Perhatikan soal berikut ini:
Sebuah dadu dilambungkan sekali. Tentukan peluang munculnya mata dadu prima
dan genap!
BUKAN
Bukan berarti komplemen dengan rumus:
Merasionalkan Penyebut
Merasionalkan penyebut adalah materi yang diajarkan di SMA. Kita sangat
mengenal rumus
.
Misal
.
Sekarang coba kita selesaikan soal berikut: Rasionalkan pecahan
berikut:
. Biasanya
kita jawab seperti di bawah ini:
. Memang sih jawaban ini tidak salah alias 100% benar. Sekarang perhatikan
langkah pada jawaban berikut ini
. Jadi untuk merasionalkan penyebut pada soal seperti ini kita tidak harus
menggunakan rumus di atas. Intinya yang harus ditanamkan pada siswa adalah
merasinalkan penyebut adalah mengubah bentuk pecahan sehingga penyebutnya
rasional.
Menyelesaikan Soal Dengan Melangkah Mundur
Mengerjakan soal mulai dari yang diketahui dan mengubah menjadi bentuk yang
dikehendaki sudah sering kita lakukan. Namun ada kalanya akan lebih efisien
bila kita menyelesaiakan soal dengan melangkah mundur. Tehnik pengerjaan ini
jarang atau mungkin tidak pernah kita lakukan.
Perhatikan contoh-contoh soal berikut ini!
Contoh 1
Saya adalah sebuah bilangan. Dua kali saya dan
kemudian ditambah 12 memberikan nilai 50. Berapakah saya?
Cara Biasa:
Misalkan saya adalah x. Dari soal didapat 2x + 12 = 50. Didapatlah x = 19
Mengerjakan Dengan Melangkah Mundur:
Hasil terakhir adalah 50. Kurangi 12 (operasi invers dari tambah 12)
menjadi 38. Kemudian bagi 2 (operasi invers dari kali 2) hasilnya adalah 19.
Contoh 2
Tiga buah bilangan membentuk barisan aritmetika. Jika
suku ketiga ditambah 2 dan suku kedua dikurangi 2 maka diperoleh barisan
geometri. Jika suku ketiga barisan aritmetika ditambah 2 maka hasilnya 4 kali
suku pertama. Rasio barisan geometri itu adalah:
A. 1
B. 2
C. 4
D. 6
E. 8
Cara Biasa:
Misal barisan aritmetika itu adalah, p - b, p, dan p + b. b adalah beda
barisan aritmetika
p - b, p - 2, dan p + b + 2 adalah barisan geometri
Kita akan menentukan nilai p dan b.
Pada barisan geometri berlaku (p – 2)2 = (p – b)(p + b +
2)..................1)
Dilain pihak (p + b + 2) = 4(p - b),
p + b + 2 = 4p - 4b
p - 4p = -4b - b - 2
-3p = -5b -
2
3p = 5b + 2
p = (5/3)b +
(2/3)...............2)
Substitusikan ke persamaan .........1) didapat:
((5/3)b + (2/3) – 2)2 = ((5/3)b + (2/3) – b)((5/3)b + (2/3)
+ b + 2)
(p – 2)2
= (p – a)(p + b + 2)
(5b + 2 – 6)2
= (5b + 2 – 3b)(5b + 2 + 3b + 6)
(5b – 4)2
= (2b + 2)(8b + 8)
25b2
– 40b + 16 = 16b2 + 32b + 16
9b2
– 72b = 0
b2
– 8b = 0
b = 0 atau b
= 8
b = 0 tidak
dipakai jadi yang dipakai b = 8
Substitusikan b = 8 ke persamaan ...2) didapat p = 14.
Barisan aritmetika adalah 6, 14, 22, sedangkan barisan geometrinya adalah
6, 12, 24. Jadi rasionya 2
Jawaban; C
Mengerjakan Dengan Melangkah Mundur:
Misalkan barisan geometri itu adalah a, ar, ar2
Barisan aritmetikanya adalah a, ar+2, ar2-2
ar2
– 2 + 2 = 4a
ar2
= 4a
r2
= 4
r = 2 atau r
= -2
Jawaban C
Ternyata lebih singkat dari cara biasa.
Ternyata lebih singkat dari cara biasa.
Mendefinisikan Pangkat Rasional Dengan Benar
Di dalam Matematika ada beberapa struktur yang perlu kita kita ketahui,
ialah aksioma (postulat), teorema (dalil), pengertian pangkal, dan definisi.
Kali ini kita akan membahas mengenai definsi. Di dalam mendefinisikan suatu
istilah, kadang kita kurang lengkap dalam memberikan suatu batasan. Misal
definisi persmaan kuadrat adalah "Persamaan yang berbentuk
. Kadang-kadang kita lupa memberi batasan bahwa
.
Sekarang
perhatikan contoh berikut ini
Tampaknya
terjadi kontradiksi (hasilnya tidak sama). Mengapa ini sampai terjadi? Hal ini
karena kita kurang dalam memberikan batasan dalam mendefinisikan pangkat
rasional. Perhatikan definisi pangkat rasional berikut ini!
Bila a
bilangan real, m, n bilangan bulat positif, m dan n relatif prima maka
didefinisikan:
m dan n relatif prima artinya m dan tidak mempunyai faktor persekutuan
selain 1 atau dengan kata lain pangkat rasional
merupakan
pecahan yang paling sederhana. Sekarang perhatikan pangkat rasional
, bilangan
ini tidak relatif prima, karena 6 dan 2 mempunyai faktor persekutuan 3.
Jadi
merupakan
pengerjaan yang salah karena tidak sesuai dengan definisi. Batasan mengenai
relatif prima antara m dan n inilah yang sering dilupakan dalam mendefinisikan
pangkat rasional.
Dalam menurunkan suatu sifat dari pangkat rasional kadang di beberapa buku tidak memberikan batasan yang lengkap, bahkan ada buku yang memberika batasan yang salah. Salah satu sifat pangkat rasioanal adalah:
ada buku yang memberikan batasan a bilangan real, m dan n bilangan rasional. Seharusnya batasan yang benar a bilangan real positif. Mari kita perhatikan kasus berikut:
Misal a = -2, m = 2, dan n = 1/2.
Kita hitung ruas kiri:
Sekarang kita hitung ruas kanan:
Ternyata hasilnya tidak sama (kontradiksi). Mengapa? Karena a negatif. Padahal batasannya a positif
Dalam menurunkan suatu sifat dari pangkat rasional kadang di beberapa buku tidak memberikan batasan yang lengkap, bahkan ada buku yang memberika batasan yang salah. Salah satu sifat pangkat rasioanal adalah:
ada buku yang memberikan batasan a bilangan real, m dan n bilangan rasional. Seharusnya batasan yang benar a bilangan real positif. Mari kita perhatikan kasus berikut:
Misal a = -2, m = 2, dan n = 1/2.
Kita hitung ruas kiri:
Sekarang kita hitung ruas kanan:
Ternyata hasilnya tidak sama (kontradiksi). Mengapa? Karena a negatif. Padahal batasannya a positif
Permuatasi Mengandung Unsur Yang Sama dan Sekaligus
Siklis
Kita
mengenal 3 jenis permutasi, yaitu permutasi unsur berbeda, permutasi unsur
sama, dan permutasi siklis.
1. Permutasi
Unsur Berbeda
Misalkan
diketahui n unsur berbeda. Banyaknya permutasi dari r unsur (r kurang dari atau
sama dengan n ) yang diambil dari n unsur adalah
Contoh Soal:
Tentukan banyak permutasi 2 unsur dari huruf A, B, C, dan D!
Jawab:
.
Jadi banyk permutasi adalah 12
2. Permutasi Unsur Sama
Misalkan diketahui terdapat n unsur dan ada k unsur yang masing-masing
muncul q1, q2, q3, ...qn kali. Permutasi n unsur tersebut adalah:
Tentukan banyak permutasi dari huruf-huruf yang terdapat dalam kata OSIS!
Jawab:
O = 1
S = 2
I = 1
Jadi banyak permutasinya sebanyak 12
3. Permutasi Siklis
Banyaknya permutasi siklis dari n unsur adalah
Tentukan banyak permutasi siklis dari A, B, C, D
Jawab:
n = 4
Jadi banyak permutasi siklisnya adalah 6
Permasalahn menarik berikut ini perlu dipikirkan:
Tentukan banyak permutasi siklis A, A, B, C! Mari kita
perhatikan! Soal ini adalah soal mengenai permutasi yang mengandung unsur yang sama dan
sekaligus siklis. Soal jenis seperti ini jarang dibahas di buku.
Untuk menyelesaikan soal ini kita gunakan rumus berikut:
Jadi banyak permutasinya adalah 3