BAB
I
PENDAHULUAN
Aplikasi
Sistem Pakar: Infeksi Sistem Gastro-usus
Abstrak
Makalah ini memberi penekanan pada
pembangunan sebuah sistem pakar berdasarkankan masalah kesehatan yang
melibatkan sistem gastro-usus. Dengan basis pengetahuannya dibangun dari pembacaan subjek mikrobiologi dan bidang
pengobatan yang berkaitan.
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi
informasi sekarang ini berjalan sangan cepat dan memegang peranan penting dalam
berbagai hal. Komputer merupakan salah satu bagian penting dalam peningkatan
teknologi informasi. Kemampuan komputer dalam mengingat dan menyimpan informasi
dapat dimanfaatkan tanpa harus bergantung kepada hambatan-hambatan seperti yang
dimiliki pada manusia, misalnya saja kondisi lapar, haus ataupun emosi. Dengan
menyimpan informasi dan sehimpunan aturan penalaran yang memadai memungkinkan
komputer memberikan kesimpulan atau mengambil keputusan yang kualitasnya sama
dangan kemampuan seorang pakar bidang keilmuan tertentu. Salah satu cabang ilmu
komputer yang dapat mendukung hal tersebut adalah sistem pakar.
Sistem pakar merupakan
salah satu cabang kecerdasan buatan yang mempelajari bagaimana “mengadopsi”
cara seorang pakar berpikir dan bernalar dalam menyelesaikan suatu
permasalahan, dan membuat suatu keputusan maupun mengambil kesimpulan dari
sejumlah fakta yang ada. Dasar dari suatu sistem pakar adalah bagaimana mentransfer
pengetahuan yang dimiliki oleh seorang pakar ke dalam komputer, dan bagaimana
membuat keputusan atau mengambil kesimpulan berdasarkan pengetahuan itu.
Sampai saat ini sudah
ada beberapa hasil perkembangan sistem pakar dalam berbagai bidang sesuai
dengan kepakaran seseorang misalnya bidang pendidikan, perbaikan peralatan
elektronik maupun bidang yang menyangkut bidang kedokteran karena bersangkutan dengan
persoalan kesehatan. Permasalahan kesehatan dan pengobatan dalam bentuk yang
serba baru ini juga memberi kesan yang besar dan menyeluruh kepada masyarakat. Ini adalah karena selama
ini hanya para dokter saja yang mempunyai kekuasaan dan kelebihan dalam
memberikan petunjuk yang sepatutnya kepada seseorang pasien. Namun demikian,
dengan adanya sistem ini, para pasien sekarang mampu untuk berada di rumah
sambil memeriksa penyakit yang mungkin dihadapi dengan bantuan sebuah sistem
pemberian pernyataan dan panduan kesehatan.
Selain dari kegunaannya kepada para
pasien, dokter dan ahli akademik juga dapat menggunakan kelebihan kepakaran
sistem ini untuk membantu mereka menganalisis
suatu penyakit, berdasarkan pengalaman dan pengetahuan para pakar sebenarnya
yang tersimpan di dalam memori tersebut. Dengan adanya bantuan kepakaran
seperti ini, diagnosis yang tepat mampu diberikan dengan cepat dan pantas,
terutama jika terdapat perbedaan pendapat di antara dokter yang menangani suatu
masalah. Sepatutnya sistem seperti ini mampu dijadikan sumber yang baik dan
berguna buat panduan mereka.
Kesimpulannya, perkembangan
pembangunan sistem pakar di dalam bidang biopengobatan merupakan satu perkara
yang diharapkan dapat memperbaiki kualitas hidup manusia. Selain itu, juga
membisakan setiap individu menghematkan waktu, biaya dan tenaga dalam
mendapatkan kesehatan dan pengobatan. Pada masa ini, semakin banyak sistem yang
diciptakan dan direkayasa untuk memenuhi keperluan yang penting ini, dan diharapkan usaha positif ini
menerima dukungan dari semua pihak yang berkenan.
1.2 Rumusan Masalah
Berikut ini rumusan masalah yang
penulis temukan di lapangan :
1. Tidak
semua orang dapat mengkonsultasikan penyakitnya ke seorang dokter.
2. Terkadang
terdapat perbedaan pendapat di antara dokter yang menangani suatu masalah
3. Untuk
mengkonsultasikan kepada seorang dokter dibutuhkan biaya yang mahal
1.3 Batasan Masalah
Agar tidak merembet ke luar dari
permasalahan yang penulis bahas maka penulis memberikan batasan masalah sebagai
berikut :
1. Sistem
pakar ini hanya berkenaan dengan infeksi sistem gastro-usus.
2. Pembuatan
sistem pakar untuk mendeteksi penyebab dari infeksi yang terjadi pada usus
apakah itu karena bakteri ataukah virus.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang
penulis lakukan adalah
1. Untuk
memudahkan penulis dalam perumusan masalah.
2. Memindahkan
kepakaran seseorang kedalam sebuah program.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari pembuatan sistem pakar
Infeksi sistem-gastro usus ini adalah :
1. Memudahkan
dalam mengetahui penyebab dari infeksi pada usus.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.1
Definisi
Sistem Pakar
Sistem
pakar adalah suatu program komputer yang dibangun
berdasarkan nasis pengetahuan dan aturan (bukan berdasarkan algoritma) dan
mengandung pengetahuan dari satu atau lebih pakar manusia mengenai suatu bidang
spesifik.
Orang
yang terlibat dalam sistem pakar
1. Pakar
(Domain Expert). Adalah orang ahli yang memiliki pengetahuan khusus , pendapat,
pengalaman dan metode, serta kemampuan untuk pengaplikasian keahlian tersebut
guna menyelesaikan masalah.
2. Perekayasa
Sistem (Knowladge Enginer), adalah orang yang membantu pakar menyusun area
permaslahan dengan menginterpretasikan dan mengintegrasikan jawaban-jawaban
pakar atas pertanyaan yang diajukan, menggambarkan analogi, dan menerangkan
kesulitan-kesulitan konseptual.
3. Pemakai
(User), adalah seseorang yang berkonsultasi dengan system untuk mendapatkan
saran yang disediakan oleh system. Pemakai adalah orang-orang yang bukan pakar
(Non-Expert) seperti pelajar, dan bias juga seorang pakar (Expert) yang ingin
meningkatkan kemampuan kepakarannya.
4. Pembangun
system(System Enginer), adalah seseortang yang membauat anatarmuka pengguna,
merancang bentuk basis pengetahuan secara deklaratif dan mengimplementasikan
mesin inferensi.
”Otak” Sistem
Pakar adalah mesin
inferensi, yang dikenal juga sebagai
struktur kontrol atau penerjemah aturan
(dalam ES berbasis-aturan). Komponen ini
sebenarnya adalah program komputer yang
menyediakan metodologi untuk mempertimbangkan informasi dalam
pengetahuan dan workplace, dan merumuskan kesimpulan.
Mesin inferensi adalah keahlian yang
dibutuhkan disimpan di dalam knowledge base
(basis pengetahuan), komputer diprogram sehingga dapat menghasilkan
solusi.
Terdapat dua cara (metode) mekanisme
inferensi dalam sistem
pakar berbasis aturan, yaitu:
1.
Runut maju (forward chaining) Runut maju adalah
aturan-aturan diuji satu demi satu dalam urutan tertentu (data driven).
2.
Runut mundur ( backward chaining) Runut mundur adalah
penalaran dimulai dari kesimpulan dan akan dibuktikan kebenarannya(goal
driven).
Kedua
cara di atas dipengaruhi oleh macam
penelusuran yang terdiri dari 3 macam/ teknik penelusuran:
- Depth first search, teknik penelusuran dari node ke node bergerak menurun ke tingkat dalam yang berurutan.
- Breadth first search, teknik penelusuran pada semua node dalam satu level sebelum berpindah ke level di bawahnya.
3.
Best first search, kombinasi
antara depth first search dan breadth first
search.
2.2 Pembangunan Sistem
Pembangunan sistem pakar untuk
membantu proses diagnosis infeksi sistem gastro-usus ini seharusnya merupakan
peringkat yang paling penting, terutama melibatkan pembinaan dasar pengetahuan
dan teknik pemandu. Untuk tujuan pembangunan
dasar pengetahuan, semua pernyataan yang diperlukan telah diperoleh melalui
pembacaan, juga melalui buku teks mikrobiologi atau jurnal yang berkaitan
dengan masalah penyakit jangkitan di kawasan tropika.
2.3
Infeksi sistem gastro-usus
Pengambilan (ingestion) patogen di
dalam makanan bisa menyebabkan berbagai jenis masalah kesehatan dan infeksi.
Ini mungkin terjadi hanya pada sistem gastro-usus saja, atau bermula di situ
sebelum menyebar ke bagian tubuh yang lain. Sebenarnya terdapat banyak jenis
patogen mikrobial yang mampu mendatangkan masalah kepada sistem gastro-usus,
dan beberapa bakteria dan virus utama yang terlibat dijabarkan di bawah ini:
1.
Bakteria
- Escherichia coli, Salmonella,
Campylobacter, Vibrio cholerae, Shiogella, Clostridium perfringens, Bacillus
cereus.
2.
Virus - Rotavirus, small round viruses
(SRV).
Kebanyakan organisme ini diperoleh
melalui makanan yang tidak bersih masuk ke mulut, atau pencemaran terhadap
makanan, cairan, atau pada anggota tangan. Infeksi yang dikaitkan dengan
makanan selalu diistilahkan sebagai “keracunan makanan”, namun demikian istilah
“infeksi makanan” mungkin merupakan istilah yang lebih baik. Keracunan makanan
sebenarnya terjadi setelah seseorang memakan makanan yang mengandungi toksin;
sama seperti bahan kimia (contohnya logam berat), atau berasal dari keluaran
bakteria (seperti Staphylococcus aureus). Bakteria seperti ini akan selalu
berkembang biak dan menghasilkan toksin selama berada di dalam makanan yang
tercemar. Walaupun kebanyakan organisme ini akan dihapuskan selama proses
penyediaan makanan, namun demikian toksin yang dihasilkan selalu tidak
teridentifikasi. Toksin ini akan ditelan bersama makanan. Infeksi makanan juga
bisa diartikan apabila makanan yang tercemar tadi hanya bertindak sebagai
pengantar untuk patogen sampai ke tubuh manusia (seperti Campylobacter), atau
penyediaan tempat yang sesuai untuk
patogen tersebut membiak hingga cukup untuk menyebabkan penyakit. Sebagaimana yang diketahui, semua patogen
perlu ditelan di dalam jumlah yang mencukupi untuk mendatangkan penyakit, atau
mempunyai kelebihan untuk menahan daripada dihapuskan oleh sistem ketahanan
gastro-usus sebelum dapat mendatangkan penyakit. Apabila sampai di sistem
gastro-usus, kesemua patogen ini bisa menetap di situ dan mendatangkan penyakit
dengan pembiakan atau penghasilan toksin, atau menyebar ke saluran darah dan
limfa melalui mukosa usus. Masalah
kesehatan yang bisa dihasilkan oleh patogen ini termasuk:
- Gastroenteritis - satu sindrom yang dicirikan dengan gejala seperti loyo, mual, muntah, diare, dan sakit perut.
2.
Diarrhoea -
pengeluaran najis yang luar biasa yang dicirikan dengan keadaannya yang
cair dan kerap; dihasilkan dari penyakit di bagian usus kecil dan menyebabkan
kehilangan cairan tubuh dan elektrolit.
3.
Dysentery -
masalah keradangan sistem gastro-usus yang selalu dikaitkan dengan darah
atau nanah pada najis di samping gejala lain, seperti sakit abdomen dan demam; dihasilkan
dari penyakit di bahagian usus besar.
4.
Enterocolitis - keradangan yang meliputi mukosa usus besar
dan kecil.
Infeksi sistem
gastro-usus menghasilkan kesan yang bermacam-macam, dari keadaan diare yang
tidak berbahaya dan pulih dengan sendirinya, sampai diare yang parah dan
mungkin menyebabkan kematian. Selain dari itu, mungkin juga terdapat gejala
lain seperti muntah, demam, dan lesu. Penyakit diare sebenarnya terjadi akibat
peningkatan kehilangan cairan dan elektrolit tubuh melalui saluran makanan,
lalu menyebabkan peningkatan cairan yang dihasilkan tidak sempurna. Keadaan ini
merupakan kesan infeksi biasa terhadap sistem gastro-usus, dan bisa dianggap
sebagai satu mekanisme ketahanan tubuh manusia untuk menghapuskan patogen yang
terlibat (walaupun pada masa yang sama membantu menyebabkan organisme itu menyebar).
Perlu diingat bahwa diare juga berlaku di dalam banyak keadaan lain yang tidak
melibatkan infeksi atau jangkitan organisme ini.
Di negara berkembang, masalah diare
ini masih merupakan penyebab utama kematian, terutama kepada bayi dan
anak-anak. Di kalangan negara maju pula, masalah ini selalu terjadi dan tidak
mendatangkan bahaya, kecuali terhadap bayi, mereka yang telah lanjut usia, atau
pasien di rumah sakit. Selain dari itu, kebanyakan patogen yang dijabarkankan
di atas bisa didapati di kesemua bagian dunia, kecuali beberapa jenis (seperti
Vibriocholerae) yang meliputi kawasan geografi yang tertentu. Namun demikian,
penyakit ini bisa menyebar di kawasan lain oleh seseorang yang pernah melawati
tempat yang dijangkiti penyakit tersebut.
Banyak penderita diare tidak selalu
diberi diagnosis yang tepat, karena masalahnya yang tidak parah dan pasien
tidak memerlukan rawatan lanjut, atau pusat kesehatan yang tidak mencukupi,
terutama di kalangan negara-negara miskin. Walaupun jenis infeksi sukar
ditentukan dengan hanya melihat kepada gejala penyakit, namun pernyataan mengenai makanan yang
diambil dan sejarah perjalanan (travel history) bisa membantu.
Di dalam kasus ini tumpuan diberikan
kepada infeksi yang disebabkan oleh beberapa jenis bakteria utama saja, dan melibatkan
memakan makanan tertentu. Keputusan ini diambil dilihat dari keracunan makanan
yang melibatkan patogen kebanyakannya memerlukan rawatan dan tidak bisa
dipandang ringan. Di bawah ini merupakan jenis-jenis bakteria yang menyebabkan
penyakit pada gastro-usus yaitu :
1. Escherichia
coli (E. coli)
2. Salmonella
3. Campylobacter
4. Staphylococcus
aureus
5. Clostridium
botulinum
2.4 Organisme lain
Beberapa organisme lain yang turut
dikaitkan dengan infeksi sistem gastro-usus melalui makanan termasuk :Vibrio
parahaemolyticus dan Yersinia enterocolitica dari jenis bakteria Gram-negatif,
dan Clostridium perfringens dan Bacillus cereus dari jenis bakteria
Gram-positif. Gejala yang ditunjukkan, terutama diare, disebabkan oleh beberapa
mekanisma patogenesis, termasuk penghasilan cytotoksin dan enterotoksin yang
membawa kepada pemusnahan mukosa dan sel-sel epitelium sistem gastro-usus.
Rawatan untuk penyakit ini juga tidak memerlukan anti-bakterial, cukup sekadar
mengawal kebersihan dan memasak makanan dengan sempurna untuk menghindarkan
penyakit menyebar.
BAB
III
Sistem
Pakar: Infeksi Sistem Gastro-usus
3.1 Perancangan Sistem
3.1.1 Penerangan (Qualifier)
Berikut dijabarkan penerangan yang
telah digunakan di dalam sistem pakar yang dibangunkan:
1.
Adakah pasien kerap membuang air besar.
2.
Adakah kotoran pasien cair.
3.
Adakah kotoran pasien berdarah.
4.
Adakah pasien merasa lesu dan lemah.
5.
Adakah pasien tidak mempunyai selera
makan.
6.
Adakah pasien merasa loyo dan kerap
muntah.
7.
Adakah pasien merasa sakit di bagian
perut atau abdomen.
8.
Adakah pasien mempunyai tekanan darah
yang rendah.
9.
Adakah pasien pening kepala.
10.
Adakah pasien tidak sadarkan diri.
11.
Adakah pasien mempunyai suhu badan yang
tinggi.
12.
Adakah pasien luka di bahagian tertentu.
13.
Adakah pasien tidak dapat menggerakkan
anggota tubuh.
14.
Adakah pasien memakan sesuatu.
15.
Adakah pasien memakan makanan berlauk
daging.
16.
Adakah pasien memakan makanan berlauk jamur.
17.
Adakah pasien memakan makanan di dalam kaleng.
18.
Adakah pasien membeli susu.
19.
Adakah pasien meminum susu
3.1.2 Pilihan (Choice)
Berikut dijabarkan pilihan yang telah
digunakan di dalam sistem pakar yang dibangunkan:
1.
Pasien diare.
2.
Pasien muntah.
3.
Pasien sakit di abdomen.
4.
Pasien mungkin demam.
5.
Pasien mungkin mengalami hipotensi.
6.
Pasien mungkin koma.
7.
Pasien mungkin mempunyai masalah ginjal
dan hati.
8.
Pasien mungkin mengalami infeksi dan
septicaemia.
9.
Pasien mungkin lumpuh.
10.
Pasien diare berdarah.
11.
Pasien memakan daging.
12.
Pasien memakan jamur.
13.
Pasien memakan makanan kaleng.
14.
Pasien meminum susu.
15.
Pasien mungkin keracunan disebabkan
bakteria Staph aureus.
16.
Pasien mungkin keracunan disebabkan jamur
beracun.
17.
Pasien mungkin keracunan disebabkan
bakteria Salmonellae.
18.
Pasien mungkin keracunan disebabkan
bakteria Cl botulinum.
19.
Pasien mungkin keracunan disebabkan
bakteria Campylobacter.
20.
Pasien mungkin tidak ada masalah
keracunan makanan
3.1.3 Referensi Program
Berikut dijabarkan sistem yang telah
digunakan di dalam sistem pakar ini, berdasarkan data pokok dapat diperoleh:
1.
IF Adakah pasien kerap membuang air
besar Ya AND Adakah najis pasien cair Ya AND Adakah pasien merasa lesu dan lemah
Ya AND Adakah pasien tidak mempunyai selera makan Ya THEN Pasien diareELSE
Pasien mungkin tidak masalah keracunan makanan.
2.
IF Adakah pasien merasa lesu dan lemah
Ya AND Adakah pasien tidak mempunyai selera makan Ya AND Adakah pasien merasa loyo
dan kerap muntah Ya THEN Pasien muntah ELSE Pasien mungkin tidak masalah
keracunan makanan.
3.
IF Adakah pasien merasa lesu dan lemah
Ya AND Adakah pasien merasa sakit di bahagian perut atau abdomen Ya THEN Pasien
sakit di abdomen ELSE Pasien mungkin tidak masalah keracunan makanan.
4.
IF Adakah pasien merasa lesu dan lemah
Ya AND Adakah pasien mempunyai tekanan darah yang rendah Ya AND Adakah pasien
pening kepala Ya THEN Pasien mungkin mengalami hipotensi ELSE Pasien mungkin
tidak masalah keracunan makanan.
5.
IF Adakah pasien memakan sesuatu Ya AND
Adakah pasien memakan makanan berlauk daging Ya THEN Pasien memakan daging ELSE
Pasien mungkin tidak masalah keracunan makanan.
6.
IF Adakah pasien mempunyai tekanan darah
yang rendah Ya AND Adakah pasien tidak sedarkan diri Ya THEN Pasien mungkin koma ELSE Pasien mungkin tidak
masalah keracunan makanan.
7.
IF Adakah pasien memakan sesuatu Ya AND
Adakah pasien memakan makanan berlauk jamur Ya THEN Pasien memakan jamur ELSE
Pasien mungkin tidak masalah keracunan makanan.
8.
IF Adakah pasien merasa lesu dan lemah
Ya AND Adakah pasien tidak mempunyai selera makan Ya AND Adakah pasien pening
kepala Ya AND Adakah pasien mempunyai suhu badan yang tinggi Ya THEN Pasien
mungkin demam ELSE Pasien mungkin tidak masalah keracunan makanan.
9.
IF
Adakah pasien merasa lesu dan lemah Ya AND Adakah pasien mempunyai
tekanan darah yang rendah Ya AND Adakah pasien mempunyai suhu badan yang tinggi
Ya AND Adakah pasien luka di bahagian tertentu Ya THEN Pasien mungkin mengalami
infeksi dan septicaemia ELSE Pasien mungkin tidak masalah keracunan makanan.
10.
IF Adakah pasien merasa lesu dan lemah
Ya AND Adakah pasien tidak dapat menggerakkan anggota tubuh Ya THEN Pasien
mungkin lumpuh ELSE Pasien mungkin tidak masalah keracunan makanan.
11.
IF Adakah pasien memakan sesuatu Ya AND
Adakah pasien memakan makanan di dalam kaleng Ya THEN Pasien memakan makanan
dalam kaleng ELSE Pasien mungkin tidak masalah keracunan makanan.
12.
IF Adakah pasien kerap membuang air
besar Ya AND Adakah najis pasien cair Ya AND Adakah najis pasien berdarah Ya
AND Adakah pasien merasa lesu dan lemah Ya AND Adakah pasien tidak mempunyai
selera makan Ya THEN Pasien diareberdarah ELSE Pasien mungkin tidak masalah
keracunan makanan.
13.
IF Adakah pasien membeli susu Ya AND
Adakah pasien meminum susu Ya THEN Pasien meminum susu ELSE Pasien mungkin tidak
masalah keracunan makanan.
14.
IF Pasien diareAND Pasien muntah AND
Pasien sakit di abdomen AND Pasien mungkin mengalami hipotensi AND Pasien
memakan daging THEN Pasien mungkin keracunan disebabkan bakteria Staph aureus ELSE Pasien mungkin tidak
masalah keracunan makanan.
15.
IF Pasien diareAND Pasien muntah AND
Pasien sakit di abdomen AND Pasien mungkin koma AND Pasien memakan jamur THEN
Pasien mungkin keracunan disebabkan jamur beracun ELSE Pasien mungkin tidak
masalah keracunan makanan.
16.
IF Pasien diareAND Pasien muntah AND
Pasien sakit di abdomen AND Pasien mungkin demam AND Pasien mungkin mengalami
infeksi dan septicaemia AND Pasien memakan daging THEN Pasien mungkin keracunan
disebabkan bakteria Salmonellae ELSE Pasien mungkin tidak masalah keracunan
makanan.
17.
IF Pasien muntah AND Pasien mungkin
lumpuh AND Pasien memakan makanan dalam kaleng THEN Pasien mungkin keracunan
disebabkan bakteria Cl botulinum ELSE Pasien mungkin tidak masalah keracunan
makanan.
18.
IF Pasien diare berdarah AND Pasien
sakit di abdomen AND Pasien mungkin demam AND Pasien meminum susu THEN Pasien
mungkin keracunan disebabkan bakteria Campylobacter ELSE Pasien mungkin tidak
masalah keracunan makanan
3.2 Jaringan Semantik
Jaringan
semantik merupakan gambaran pengetahuan grafis yang menunjukkan hubungan antar
berbagai objek. Jaringan semantik terdiri dari lingkaran-lingkaran yang
menunjukkan objek dan informasi tentang objek-objek tersebut. Objek disini bisa
berupa benda atau peristiwa. Antara 2 objek dihubungkan oleh arc yang
menunjukkan hubungan antar objek.
3.3 Frame
Frame adalah struktur pengetahuan yang
mencakup informasi deklaratif dan procedural dalam hubungan internal. Objek
atau konsep dipresentasikan menggunakan simpul. Setiap simpul terdiri dari
beberapa slot. Simpul-simpul membebtuk jaringan yang dihubungkan oleh suatu
relasi dan disusun menurut hirarki.
GEJALA
|
|
KODE_GEJALA
|
NAMA_GEJALA
|
K1
|
KERAP BAB
|
K2
|
KOTORAN CAIR
|
K3
|
KOTORAN BERDARAH
|
K4
|
MERASA LEMAH DAN LESU
|
K5
|
TAK BERSELERA MAKAN
|
K6
|
LOYO DAN KERAP MUNTAH
|
K7
|
SAKIT DI PERUT/ABDOMEN
|
K8
|
TEKANAN DARAH RENDAH
|
K9
|
PUSING DI KEPALA
|
K10
|
TIDAK SADARKAN DIRI
|
K11
|
SUHU BADAN TINGGI
|
K12
|
LUKA DI BAGIAN TERTENTU
|
K13
|
TIDAK DAPAT MENGGERAKAN ANGGOTA
TUBUH
|
K14
|
MAKAN SESUATU
|
K15
|
MAKAN BERLAUK DAGING
|
K16
|
MAKAN BERLAUK JAMUR
|
K17
|
MAKAN MAKANAN KALENG
|
K18
|
MEMINUM SUSU
|
PENYAKIT
|
||
KODE_GEJALA
|
KODE_PENYAKIT
|
NAMA_PENYAKIT
|
K1,K2,K4
|
P1
|
DIARE
|
K4,K5,K6
|
P2
|
MUNTAH
|
K4,K7
|
P3
|
SAKIT ABDOMEN
|
K4,K8,K9
|
P4
|
HIPOTENSI
|
K15
|
P5
|
MAKAN DAGING
|
K8,K10
|
P6
|
KOMA
|
K16
|
P7
|
MAKAN JAMUR
|
K4,K5,K9,K11
|
P8
|
DEMAM
|
K4,K8,K11,K12
|
P9
|
INFEKSI DAN SEPTICAEMIA
|
K4,K13
|
P10
|
LUMPUH
|
K17
|
P11
|
MAKAN MAKANAN KALENG
|
K1,K2,K3,K4,K5
|
P12
|
DIARE BERDARAH
|
K18
|
P13
|
MINUM SUSU
|
PENYEBAB
|
||
KODE_PENYAKIT
|
KODE_PENYEBAB
|
NAMA_PENYEBAB
|
P1,P2,P3,P4,P5
|
B1
|
BAKTERI STAPH AUREUS
|
P1,P2,P3,P6,P7
|
B2
|
JAMUR BERACUN
|
P1,P2,P3,P5,P8,P9
|
B3
|
BAKTERIA SALMONALLEA
|
P2,P10,P11
|
B4
|
BAKTERIA CL BOTULINUM
|
P3,P8,P12,P13
|
B5
|
BAKTERIA CAMPYLOBACTER
|
SOLUSI
|
||
KODE_PENYEBAB
|
KODE_SOLISI
|
NAMA_SOLUSI
|
B1
|
S1
|
Salep antibiotik. Pada kasus yang berat pasien harus dioperasi untuk
mengeluarkan nanah
|
B2
|
S2
|
penderita yang shock dapat pula
diberikan larutan garam fisiologis (0,85 persen NaCl), sedangkan untuk
penderita yang gawat dapat juga diberikan suntikan ¼ mg antropin secara
intra-muskular atau kalau mungkin per-oral.
|
B3
|
S3
|
antibiotik ciprofloxacin untuk
10-14 hari. Pasien-pasien yang teridentifikasi sebagai imunnya tertekan
(contohnya, pasien-pasien dengan AIDS atau menjalani kemoterapi kanker) harus
menerima antibiotik-antibiotik.
|
B4
|
S4
|
pemberian antitoksin, terapi
supportif dengan cara injeksi nutrisi, serta menghilangkan toksin dengan
merangsang muntah dan atau peningkatan peristaltik usu untuk memudahkan buang
air besar
|
B5
|
S5
|
Berbagai antibiotik digunakan
untuk mengobati infeksi ini, baik secara tunggal maupun digabung dengan
antibiotik lainnya.
Siprofloksasin, tetrasiklin atau
eritromisin biasanya membasmi bakteri dan menyembuhkan diare.
Infeksi aliran darah biasanya
memerlukan antibiotik intravena
|
3.5 Antaramuka pengguna
Sistem pakar yang dibangun di sini
akan mengajukan soal-soal yang berkenaan
dengan masalah sistem gastro-usus, dan pengguna di minta menjawab antara 'Ya'
atau 'Tidak'. Sistem ini seterusnya akan memberikan jawaban.
BAB
IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Secara keseluruhannya sistem pakar
yang dibangunkan ini, walaupun pada dasarnya kelihatan agak mudah, bisa
dianggap sukses dalam mencapai objektifnya dalam membantu memberi keputusan
mengenai infeksi sistem gastro-usus. Namun harus ditekankan di sini bahawa
domain pernyataan yang dimuatkan ke dalam dasar pengetahuan sistem yang terjadi,
dan tidak semua masalah kesehatan berasaskan sistem gastro-usus dapat
diselesaikan dengan pasti dan tepat.
Masalah ini bisa diterangkan melalui dua kriteria utama, yaitu kesukaran
dalam melakukan perwakilan pengetahuan untuk sistem, dan ketidakupayaan sistem.
Ini memandangkan ruang masalah kesehatan yang berasaskan sistem gastro-usus
adalah luas, dan mencakupi beberapa masalah kesehatan lain yang berkaitan.
Namun demikian, sebagaimana dinyatakan
sebelum ini, dalam memberi pengalaman
secara praktikal kepada para pelajar dalam proses pembangunan sebuah sistem
pakar. Selain dari itu, para pelajar juga berpeluang untuk mendalami konsep
dasar sebuah sistem pakar dan mengaitkan apa yang dipelajari di kelas dengan
sebuah teknologi kecerdasan buatan yang terkini dan mutakhir.
4.2
Saran
Untuk
yang bermaksud mengembangkan system pakar ini diharapkan lebih memahami
informasi yang bisa diserap dari buku atau dari pakar itu sendiri. Disamping
itu antar muka program harus lebih diperhatikan agar pengguna merasa nyaman
ketika menggunakan system pakar ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Cawsey A (1998) The Essence of
Artificial Intelligence, Prentice-Hall
Mims C, Playfair JH, Roitt IM (et al.)
(1993) Medical Microbiology, Mosby-Year Book:
St Louis
Miswan Surip (2000) Intipati Kecerdasan
Buatan, Nota Kursus KBEB3131 Kecerdikan
Buatan dalam Kejuruteraan Bioperubatan:
Kuala Lumpur
0 komentar:
Post a Comment